Rabu, 27 September 2017

mencegah penyakit demam berdarah

Wabah demam berdarah pertama di dunia terjadi pada tahun 1780, 
 serentak terjadi bersamaan di Afrika, Amerika Utara dan Asia. 
Di Asia Tenggara wabah pertama terjadi pada tahun 1950 di Filipina.
Di Indonesia penyakit demam berdarah dengue pertama ditemukan di Surabaya 
dan Jakarta pada tahun 1968. Namun, konfirmasi virologis baru didapatkan pada
tahun 1972 (Hartinah, 2006).
Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue yang bersifat sebagai vektor adalah nyamuk A.aegypti. 
Penyakit DBD hingga saat ini masih merupakan masalah dan menimbulkan dampak
sosial maupun ekonomi. Dampak sosial yang terjadi antara lain karena menimbulkan
kepanikan dalam keluarga, kematian anggota keluarga dan berkurangnya usia
harapan hidup penduduk. Sedangkan dampak ekonomi yang dirasakan secara
langsung adalah pengeluaran biaya pengobatan bagi penderita DBD itu sendiri.
Sejak pertama kali DBD ditemukan di Indonesia pada tahun 1968, hingga saat ini 
kasus masih menunjukkan kecenderungan meningkat, baik dalam jumlah maupun
luas wilayah yang terjangkit dan secara sporadis selalu terjadi kejadian luar biasa (KLB) setiap tahun.


















 Meningkatnya kasus DBD dan semakin luasnya wilayah penyebarannya disebabkan karena :
 a) sarana transportasi penduduk yang baik dan lancar,
 b) pembukaan daerah pemukiman baru, c) perilaku masyarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk kurang,
 d) adanya empat sel tipe virus yang bersikulasi sepanjang tahun,
 e) terdapatnya vektor sebagai penular penyakit A.aegypti
NyamukA.aegypti di Asia Tenggara, merupakan vektor demam berdarah,
sedangkan spesies lain seperti, A.albopictus diduga berperan juga sebagai vektor DBD
di daerah pedesaan.
KLB DBD terbesar terjadi pada tahun 1998, dengan Incidence Rate (IR)
sebesar 35,19 per 100.000 penduduk dan nilai Case Fatality Rate (CFR) sebesar 2%.
Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17. Status IR dan CFR semakin menurun pada 
tahun-tahun berikutnya.
Namun pada tahun 2003 kembali terjadi lonjakan (Adimidjaja, 2007).
Di Propinsi Sumatera Utara daerah yang endemis DBD ada 10 Kab/Kota,
daerah sporadis 9 Kabupaten dan daerah bebas/potensial ada 4 Kabupaten
Kasus DBD tahun 2005 sebesar 3657 dengan angka kematian 66 (CFR 1,80%), 
tahun 2006 jumlah kasus 2131 kematian 34 (CFR 1,59 %), 
dan tahun 2007 jumlah kasus 4195kematian 36 (CFR 0,85%).
Kota Medan adalah salah satu daerah endemis DBD dan merupakan kasus
DBD tertinggi di Sumatera Utara, dimana pada tahun 2005 terdapat kasus DBD
sebanyak 1960 dengan kematian 24 (CFR 1,22%), tahun 2006 kasus sebanyak 1378.


















 Departemen kesehatan telah mengupa yakan berbagai strategi untuk mengatasi masalah DBD.
 Pada awalnya strategi yang digunakan yaitu memberantas nyamuk dewasa melalui
pengasapan/fogging Namun, strategi ini kemudian diperluas dengan menggunakan larvasida
seperti abate yang ditaburkan ke tempat penampungan air yang sulit dibersihkan,
baik metode fogging maupun metode larvasida belum memperlihatkan hasil yang memuaskan.
Sampai saat ini obat untuk pengobatan DBD maupun vaksin untuk mencegahnya belum ditemukan
dan pengendalian vektor merupakan satu-satunya cara untuk memutus rantai penularannya.
Upaya penanggulangan DBD telah dilakukan dengan fogging focus,
fogging sebelum musim penularan, abatisasi massal dan abatisasi selektif
serta pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan melibatkan seluruh potensi masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut, maka pengendalian vektor DBD yang efisien dan efektif
adalah memutuskan rantai penularan dengan membunuh vektornya dengan
berbagai cara yaitu dapat secara mekanis, yaitu membunuh langsung nyamuk, 
dapat secara biologis, misalnya dengan memasukkan ikan pemakan jentik nyamuk ke dalam
tempat perindukannya, dapat juga dengan menggunakan insektisida. 
Insektisida ini ada yang ditaburkan di air dan ada yang diasapkan ke udara 
sebagai kabut untuk membunuh nyamuk dewasa, karena lebih efektif, cepat dan mudah pemakaiannya.


















Insektisida merupakan golongan pestisida terbesar yang digunakan dalam program
pemberantasan hama dan vektor penyakit serta berbagai jenis serangga pengganggu 
yang sering didapatkan di dalam dan sekitar rumah.
Malathion merupakan salah satu insektisida yang digunakan untuk memberantas
vektor DBD sampai sekarang. 
Namun penggunaan satu jenis insektisida dalam waktu lama atau dipakai secara
terus menerus dapat menimbulkan kekebalan nyamuk sasaran.
Di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah dilaporkan telah terjadi kekebalan nyamuk
terhadap insektisida.
Di Kuala Lumpur Malaysia
dilaporkan oleh Lee, telah terjadi resistensi A.aegypti terhadap insektisida malathion,
oleh sebab itu perlu dicari insektisida alternatif yang efektif terhadap nyamuk vektor DBD.
Departemen Kesehatan telah menggunakan insektisida malathion sejak tahun 1972
dan lamdasihalotrin (Icon 25 EC) digunakan sejak tahun 1991 untuk program
pemberantasan nyamuk vektor penyakit DBD. 
Insektisida dengan bahan aktif sipermetrin (Seruni 100 EC) dan
zeta sipermetrin (Mustang 25 EC) belum pernah digunakan dalam program
pemberantasan DBD oleh Dinas Kesehatan Kota Medan,
namun insektisida zeta sipermetrin telah digunakan oleh perusahaan pest control
dalam pemberantasan lalat, kecoa dan nyamuk.
Insektisida malathio n, lamdasihalotrin, sipermetrin dan zeta sipermetrin perlu
diteliti agar diketahui jenis insektisida mana yang paling efektif
dalam pengendalian vektor nyamuk A.aegypti.


















perumusan Masalah Pemberantasan DBD mutlak dilakukan mengingat tingginya kasus DBD
setiap tahunnya di Kota Medan, seperti pada tahun 2006 kasus DBD sebanyak 2131 orang
dengan kematian sebanyak 34 orang dan pada tahun 2007 jumlah kasus DBD sebanyak 4195 orang
dengan kematian sebanyak 36 orang dan tahun 2008 jumlah kasus DBD sebanyak 1703 orang 
dengan kematian 17 orang. Seiring dengan hal tersebut Kota Medan yang juga merupakan salah satu
daerah endemis DBD di Sumatera Utara dan juga sebagai pusat kegiatan masyarakat 
yang memungkinkan adanya kecenderungan peningkatan jumlah kasus dan jumlah kematian 
akibat demam berdarah dengue (DBD).
Penanggulangan DBD yang dapat dilakukan sampai saat ini ialah dengan
memberantas nyamuk penularnya, yaitu A.aegypti di mana vaksin untuk mencegah
dan obat untuk membasmi virusnya belum tersedia, maka penyemprotan dengan
menggunakan beberapa jenis insektisida sangat dibutuhkan dalam rangka membatasi
penyebaran penyakit tersebut.

089654483726




























































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































































1 komentar:

  1. For years, I have read and seen the advertisements in the mass media about all of the penis enhancement pills and thought that they were all scams or gimmicks. All of the medical sites that I have visited stated that none of the herbal supplements would ever help increase the size of a penis. I got very depressed when I read this, because unfortunately I was not naturally blessed with a penis that was big enough to arouse my sexual partner or past partners. I am a man that is past my sexual primetime and my sexual performance has a lot to be desired. I decided to try Doctoc Akhigbe herbal medicine after all the reading and researching that I have done.I saw a testimony " Joe" about doctror Akhigbe Herbal Medicine Since there is a Money Back Guarantee, I give him a trial what did I have to lose? I couldn't believe the results I was seeing after drinking the Natural  Herbal Medicine  and Herbal Soap to be rubign my penis! he sent to me through DHL courier delivery service . Within about 2 weeks I had a noticeable increase in the girth of my penis. Then after a coupleof aditional week it started to grow in length and I was amazed and very excited.before I finish the drink and the soap my penis had grown an additional two inches. I've had a considerable improvement with my sex life and these pills are certainly worth every penny I spent on them! I want to thank Dr Akhigbe for the time and effort they have spent on helping people in my situation.I know many are out there who are suffering this problem and they need help, email him.    drrealakhigbe@gmail.com.    He also cure other diseases like: Painful or Irregular Menstruation. HIV/Aids. Breast Enlargement. Diabetics. Vaginal Infections. Vaginal Discharge. Itching Of the Private Part. Breast Infection. Discharge from Breast. Breast Pain & Itching. Lower Abdominal Pain. No Periods or Periods Suddenly Stop. Women Sexual Problems. High Blood Pressure Chronic Disease. Pain during Sex inside the Pelvis. Pain during Urination. Pelvic Inflammatory Disease, (PID). Dripping Of Sperm from the Vagina As Well As for Low sperm count. Parkinson disease. Lupus.  Cancer.  Tuberculosis.  Zero sperm count.  Asthma.  Quick Ejaculation. Gallstone,  Premature Ejaculation. Herpes. Joint Pain. Stroke. Weak Erection.  Erysipelas, Thyroid, Discharge from Penis. HPV.  Hepatitis A and B. STD. Staphylococcus + Gonorrhea + Syphilis. Heart Disease.  Pile-Hemorrhoid.rheumatism, thyroid, Autism, Penis enlargement,  Waist & Back Pain.  Male Infertility and Female Infertility. For your cure email him now:   drrealakhigbe@gmail.com    or Contact his numbe:  +2349010754824.

    BalasHapus